Makassar, 16/11 – Unit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar kerjasama dengan Pusat Penelitian Kebakaran Indonesia (P2KI) menggelar Sosialisasi Penanggulangan Kebakaran Indonesia, bertempat di ruang Pertemuan Diklat IGD Lt. 3, Kamis (15/18).
Hadir membawakan sambutan sekaligus membuka acara, Direktur Umum dan Operasional Dr. Sriwati Palaguna, Sp. A, M. Kes. Dalam sambutannya Sriwati menyampaikan harapan kepada seluruh peserta untuk mengikuti sosialisasi ini secara menyeluruh, sebab menurutnya kegiatan ini sangat penting untuk diketahui oleh kita semua, mengingat kemungkinan terjadinya kebakaran di rumah sakit sangat berpotensi.
Lebih lanjut Sriwati mengatakan bahwa di RS Wahidin melalui K3RS dan unit lain kerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran sudah beberapa kali melakukan simulasi penanggulangan kebakaran. Oleh karena itu, melalui kesempatan yang baik ini mari kita serap dan saling sharing tentang efektifitas dan efisiensi penanganan kebakaran, “ujarnya.
Helmi Slamet S dari P2KI yang membawakan materi lebih banyak menekankan pada cara pencegahan kebakaran, menyelamatkan diri pada saat terjadi kebakaran, dan penanggulangan api dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Pada penaggulangan api dengan menggunakan APAR, Helmi mendemokan cara penggunaan APAR dengan liquid foam yang merupakan teknologi terkini dalam memadamkan api. Teknologi ini menggunakan busa cair yang disemprotkan ke api dan atau bisa disemprotkan ke badan kita sehingga api tidak mampu membakar. Menurutnya, APAR dengan liquid foam ini sangat efektif dan efisien untuk penanggulangan api.
“Menurut data per tanggal 15 Oktober 2018 telah terjadi 11. 920 peristiwa kebakaran di seluruh Indonesia, dengan taksiran materi sebesar Rp 958.994.250.000,- meninggal 326 orang dan luka-luka sebanyak 98 orang,” ungkapnya.
Tentu dengan peristiwa ini banyak orang yang kehilangan tempat tinggal, mengalami cacat permanen dan kehilangan nyawa mereka akibat kebakaran. Salah satu tempat yang paling rawan terjadinya kebakaran adalah kawasan pemukiman padat penduduk dan penyebab kebakaran yang paling sering terjadi adalah akibat korsleting listrik (arus pendek),“ tuturnya.
Oleh karena itu, pemerintah dan instansi/lembaga lainnya harus terus bekerja sama dalam mensosialisasikan tentang bahaya kebakaran serta cara penanggulangannya. Agar masyarakat kita tahu dan mandiri dalam mencegah kebakaran di lingkungan mereka masing-masing, ucap Helmi mengakhiri materinya. (Rep. AM)
Submitted by administrator on 2018-11-19 13:54:41